Rabu, 29 Januari 2014

ANALISIS BANGUNAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE IMPRESSIONIS



ANAK-ANAK BAGAIKAN RAJA DAN RATU

Istana Anak-Anak Indonesia atau biasa juga dikenal dengan Graha Widya Tama. Bentuk arsitektur istananya dibangun menyerupai dongeng Cinderella dan terbuat dari tegel berwarna merah, sangat cocok menjadi tempat bermain anak-anak. Dalam istana ini terdapat peragaan dari berbagai macam alat-alat permainan tradisional anak. Sementara di sekitar area istana, terdapat tempat bermain seperti rumah bola dan telepon cerita, bukan hanya itu dalam Graha Widya Tama juga terdapat kolam renang Sendang Sejodo untuk anak-anak.


Mengapa dinamakan “Istana” anak-anak? Karena di pusat bermain anak-anak itu, anak-anak adalah bagaikan “Raja” dan “Ratu”. Mereka diberi kesempatan untuk bermain sebebas-bebasnya, tanpa hambatan dari siapapun. Mereka bebas mengembangkan khayalannya, mencoba kreasinya dan menguji kemampuannya. Istana anak-anak Indonesia ada ruang dan bangunan yang dapat kita lihat dan nikmati. Plaza Gajah merupakan sebuah plasa terbuka, tepatnya halaman depan dari bangunan utama, merupakan ruang penerimaan yang dipagari dengan pagar tembok pendek.

Istana Anak-anak TMII memungkinkan anak Anda menjadi raja sehari di wahana yanh dirancang secara khusus sehingga menyerupai istana sungguhan. Di istana ini anak Anda bisa berperan menjadi sang raja dengan saudara-saudara (termasuk Anda) sebagai bawahan yang melayaninya. Istana Anak-anak ini memiliki bangunan yang menjulang tinggi yang menjadi ciri khas dan daya tarik utamanya.

Istana ini dilengkapi dengan dua buah bangunan kecil seolah-olah tempat pengawal yang menjaga “Istana”, tetapi fungsinya adalah sebagai tempat penjualan tiket. Gedung utama bangunan ini merupakan symbol dari sebuah “Istana” Raja-raja jaman dahulu dalam cerita atau dongeng anak-anak. Istana ini mempunyai dua buah
sayap bangunan yang melambangkan kebersamaan anak- anak pria dan wanita dalam kegiatannya untuk mencapai prestasi setinggi langit yang dilambangkan dengan dua buah menara yang menjulang tinggi ke angkasa. Menara ini juga merupakan symbol dari peran Ayah-Ibu yang selalu siap berada di tengah-tengah anak-anak untuk membimbing, mengasuh dan mengawasi segala kegiatan
anak-anaknya.

Bangsa yang besar adalah bangsa yang mencintai anak-anak dan berharap supaya semua orang menganggap setiap hari adalah hari anak.
-Kak Seto-

ANALISIS BANGUNAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE TERUKUR


Monas atau Monumen Nasional merupakan icon kota Jakarta. Terletak di pusat kota Jakarta, menjadi tempat wisata dan pusat pendidikan yang menarik bagi warga Jakarta dan sekitarnya. Monas didirikan pada tahun 1959 dan diresmikan dua tahun kemudian pada tahun 1961.
Monas mulai dibangun pada bulan Agustus 1959. Keseluruhan bangunan Monas dirancang oleh para arsitek Indonesia yaitu Soedarsono, Frederich Silaban dan Ir. Rooseno. Pada tanggal 17 Agustus 1961, Monas diresmikan oleh Presiden Soekarno. Dan mulai dibuka untuk umum sejak tanggal 12 Juli 1975.
Tugu Monas didirikan di tengah lapangan Medan Merdeka, Jakarta Pusat, tepat di depan Istana Negara, di atas areal tanah seluas 80 hektar. Lokasinya yang sangat strategis karena di tengah kota dan dekat dengan stasiun Gambir, menjadikannya sebagai salah satu tujuan wisata warga ibukota dan sekitarnya bersama keluarga,
Monas dibangun setinggi 132 meter dan berbentuk lingga yoni. Seluruh bangunan ini dilapisi oleh marmer.




  • Lidah Api
Di bagian puncak terdapat cawan yang di atasnya terdapat lidah api dari perunggu yang tingginya 17 meter dan diameter 6 meter dengan berat 14,5 ton. Lidah api ini dilapisi emas seberat 45 kg. Lidah api Monas terdiri atas 77 bagian yang disatukan.
  • Pelataran Puncak
Pelataran puncak luasnya 11×11 m. Untuk mencapai pelataran puncak, pengunjung bisa menggunakan lift dengan lama perjalanan sekitar 3 menit. Di sekeliling lift terdapat tangga darurat. Dari pelataran puncak Monas, pengunjung bisa melihat gedung-gedung pencakar langit di kota Jakarta.

  • Pelataran Bawah
Pelataran bawah luasnya 45×45 m. Tinggi dari dasar Monas ke pelataran bawah yaitu 17 meter. Di bagian ini pengunjung dapat melihat Taman Monas yang merupakan hutan kota yang indah.

  • Museum Sejarah Perjuangan Nasional
Di bagian bawah Monas terdapat sebuah ruangan yang luas yaitu Museum Nasional. Tingginya yaitu 8 meter. Museum ini menampilkan sejarah perjuangan Bangsa Indonesia. Luas dari museum ini adalah 80×80 m. Pada keempat sisi museum terdapat 12 diorama (jendela peragaan) yang menampilkan sejarah Indonesia dari jaman kerajaan-kerajaan nenek moyang Bangsa Indonesia hingga G30S PKI.

Proses pembuatan Monas tidak lepas dari ilmu matematika. Salah satunya dalam menetapkan ukuran atau luas dari setiap bagian Monas.